rEposisi.com- Anggota DPRD Provinsi Lampung Budiman AS menyoroti masih minimnya jalur khusus penyandang disabilitas dan tuna netra di Kota Bandar Lampung.
“Sangat disayangkan, Bandarlampung tidak memiliki jalur khusus penyandang disabilitas dan juga jalan-jalan trotoar yang ada di Kota Bandar Lampung belum memadai untuk para penyandang difabel dan tunanetra,” ucap Budiman, Minggu (11/4).
Atas dasar itu, dirinya meminta Pemerintah Kota Bandarlampung untuk lebih peka terhadap situasi ini, mengingat ini merupakan bagian dari aspirasi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain jalur untuk kaum difabel, dirinya juga menyoroti trotoar yang ada di Kota Bandarlampung. Menurutnya, Pemerintah Kota Bandarlampung hanya mengedepankan nilai estetika dari trotoar-trotoar yang berada di sepanjang jalan protokol saja, tanpa memikirkan fungsi dari trotoar-trotoar yang sebenarnya.
“Trotoar-trotoar itu kan tempat pejalan kaki. Akan sangat tidak nyaman dan justru membahayakan ketika trotoar-trotoar dipasang keramik yang cukup licin untuk pejalan kaki, terlebih saat hujan,” tegas Ketua DPC Demokrat Bandarlampung ini.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Bandar Lampung, mencatat selama setahun terakhir atau selama masa pandemi Covid-19, sebanyak tujuh penyandang tunanetra tewas tertabrak kendaraan bermotor di Bandar Lampung. Kecelakaan itu terjadi, karena tidak ada trotoar dan jalur khusus bagi penyandang disabilitas.
Menurut Ketua Pertuni Kota Bandar Lampung Bambang Sukoco, selama masa pandemi banyak anggotanya yang beralih profesi sebagai pedagang keliling, karena order memijat sepi. Akibatnya, banyak anggotanya berkeliaran di jalanan.
Dia mengatakan jalan-jalan trotoar yang ada di Kota Bandar Lampung belum memadai untuk para penyandang disabilitas dan tunanetra. “Saya berharap di Kota Bandar Lampung memiliki jalur khusus seperti di Kota Bandung dan Jakarta, sehingga memudahkan dan memberikan rasa aman kepada kami,” kata Sukoco dilansir dari Lampungpro.co.
Bambang Sukoco menambahkan karena belum memadainya jalan trotoar yang ada di Kota Bandar Lampung, ada tujuh anggota Pertuni meninggal di jalan raya selama pandemi Covid-19. “Sejak 2020 tujuh anggota kita meninggal di jalan raya, ada yang terserempet dan ada yang jatuh dari trotoar. Biasanya kejadiannya di Enggal dan depan Gereja Tanjungkarang,” kata dia. (*)