rEposisi.com – Anggota DPRD Lampung H. Noverisman Subing meminta masyarakat Sukadana khususnya dan masyarakat Lampung Timur pada umumnya untuk merubah pola hidup untuk kembali seperti tahun 1970-an atau 1980-an. Sebab, menurut dia, ditahun-tahun itu atau tahun-tahun sebelum itu masyarakat terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat dengan terbiasa memakan tanaman dan sayuran yang dipetik dari pekarangan.
“Mari kita rubah pola hidup kita seperti tahun-tahun 70-an atau 80-an lalu dimana kita selalu makan dan minum dari hasil tanaman kita sendiri yang jauh dari pupuk atau pestisida,” ujarnya Noverisman Subing disampingi tokoh masyarakat Lamtim H. Dawam Raharjo, Firly Budi Darmawan SH.I (GP Ansor – Advokat), Syaiful Bahri (Pemuda Pancasila) saat melakukan Sosialisasi Perda No 1 Tahun 2016 tentang Rembuq Desa serta pencegahan pandemi Covid-19 di Dusun Capang Kenari, Kelurahan Pasar Sukadana, Lampung Timur belum lama ini.
Menurut politisi berlatar belakang jurnalis ini, waktu dia kecil, kita masih bisa menangkap atau memancing ikan di Kali Capang. Karena, ikannya masih banyak, tapi sekarang jangankan ikan uler aja sudah gak ada karena pada mati akibat sering di potas atau diracun oleh oknum masyarakat.
“Kalau dihalaman depan maupun belakang terhampar sayur-sayuran yang selalu siap dimasak, tapi sekarang semuanya sudah jarang ada. Mulai saat ini kita bersama-sama memulai menanam sayuran, pelihara ayam, bebek bila memungkinkan buat kolam ikan yang suatu saat bisa kita jadikan lauk pauk untuk makanan sehari-hari,” tutur Anggota Komisi III ini.
Berkaitan adanya wabah Covid-19 yang menyerang sebagian besar belahan bumi ini tidak terkecuali Lampung maka kita harus mengikuti petunjuk dan himbauan dari pemerintah.
“Diantaranya tetap berada dirumah, makan makanan bergizi, berjemur dibawah matahari pagi, sering cuci tangan, pakai masker, istirahat yang cukup, dan tidak lupa berdoa agar wabah ini segera berlalu,” imbuhnya.
Kalau kita amati himbauan pemerintah itu rasanya sama dengan pola hidup masyarakat tahun 70-an atau 80-an diera orang tua atau kakek kita dulu yang selalu hidup dan makanan sehat serta bergizi.
“Ingat makan sehat dan bergizi itu bukan harganya yang harus mahal tapi bersih dan jauh dari pestisida, sekarang di kota-kota besar orang memburu sayuran, telur, buah-buahan dan lainnya yang organik. Sementara kita dikampung-kampung sebaliknya mau membeli makanan, minuman atau jajanan yang dikemas dalam kaleng, padahal makanan hampir dipastikan bercampur dengan pengawet yang apabila masuk kedalam tubuh kita lama-lama bisa menimbulkan penyakit kangker dan sebagainya,”ujar Nover.
Karena sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang mempu membasmi Covid-19 maka mari bersama-sama menjaga diri kita untuk hidup sehat dan mengikuti anjuran pemerintah.
Pada kesempatan itu juga ia meminta masyarakat apabila terjadi gesekan atau hal-hal yang kurang berkenan di tengah-tangah masyarakat hendaknya dapat diselesaikan melalui musyawarah yang difasilitasi oleh kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda.
“Sehinga persoalan tidak sampai kepenegak hukum, dan ini sudah diperkuat dengan terbitnya Perda No 1 Tahun 2016 tentang Rembuq Pekon atau Tiyuh atau Desa atau Kelurahan,” tegasnya.
Dalam Soper ini, Nover mengunakan kendaraan bak terbuka yang disampaikan oleh Firly Budi Darmawan SH.I bersama anggota Pemuda Pancasila dan GP Ansor.
Pada kesempatan itu juga, Noverisman juga memberikan bantuan sembako kepada masyarakat yang penyerahan dilakukan secara simbolis kepada perwakilan warga serta menyerahkan dua tangki semprot yang diterima perwakilan dari ormas Pemuda Pancasila dan GP Ansor serta disinfektan untuk disemprotkan di Desa Pasar Sukadana dan Desa Mataram Marga.(rEp)