rEposisi.com – Anggota DPRD Lampung, Pattimura menilai kebijakan pemerintah yang masih mempertahankan untuk impor beras sangat merugikan petani dan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian daerah.
Menurutnya, impor beras secara tidak langsung menyudutkan posisi petani ditengah gencarnya program pemerintah untuk mampu meraih kembali swasembada pangan yang pernah disandang Indonesia di era 80-an.
“Rencana impor beras mempunyai konsekuensi terhadap turunnya harga gabah ditingkat petani untuk meningkatkan produktivitas padi, mengurangi cadangan devisa dan ketergantungan pangan luar negeri,” ucapnya, Rabu (24/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Pattimura, soal beras memang saat ini memerlukan pembenahan data antar sektor instansi yang berwenang. Simpang siur informasi dan data mengenai kebijakan impor beras justru menjadi blunder dan tak mencapai sasarannya untuk mendukung perekonomian Indonesia.
Padahal, sambungnya yang diharapkan kebijakan oleh sebuah pemerintahan adalah menjaga stabilitas ekonomi, dalam kasus beras adalah stabilitas harga pangan dalam negeri.
“Contoh, ketika saat ini produksi beras cukup dan impor masuk maka banjir beras di pasar. jika harga beras di pasar turun lalu harga yang diterima petani tidak menutupi biaya produksi, lalu dimusim panen mendatang petani jadinya tidak mau menanam padi lagi,” ungkap Sekretaris DPD Partai Gerindra Lampung ini.
Lebih lanjut dikatakan Pattimura, pelaksanaan impor tanpa analisa dan studi yang mendalam, apalagi stok di pasaran cukup, maka secara hukum ekonomi akan membuat harga menurun. Imbasnya jangka panjang terhadap petani adalah kesejahteraan yang rendah sebab mengecilnya angka pendapatanya dari pekerjaannya yang rendah.
“Makanya yang menerima dari dampak besar diberlakukannya impor dimasa produksi atau masih masa panen adalah petaninya sendiri sebagi produsen utama beras. jika petani tidak memperoleh margin atau intensif dari subsektor padi yang ditanamnya, maka membuka kemungkinan mereka pindah untuk menanam komoditas pertania lainya maka Indonesia kedepannya akan minim produksi beras,” tandasnya.(win)