rEposisi.com – Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) dan Pemkab Lampung Timur menandatangani perjanjian kerjasama dalam rangka mengusulkan gelar pahlawan KH Ahmad Hanafiah, Kamis (31/3/2022).
Penandatanganan yang berlangsung di gedung Akademik dan Riset Center UIN RIL ini dilakukan Rektor Prof. Wan Jamaluddin dan Bupati Lamtim M. Dawam Rahardjo. Disaksikan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri; cucu KH Ahmad Hanafiah, Kemas Tohir Hanafi yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Ekubang Lampung Timur.
Bupati Lamtim M. Dawam Rahardjo mengatakan, sejarah pahlawan nasional Lampung belum terdengar lagi setelah Raden Intan. Sementara ada KH Ahmad Hanafiah asal Sukadana, Lamtim. Ia gugur di medan perang diperbatasan Lampung-Palembang yang patut dijadikan pahlawan nasional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Lampung Timur memiliki KH Ahmad Hanafiah yang ikut memperjuangkan kemerdekaan RI. Gugur di medan perang saat melawan Belanda, tepatnya pada Agresi Militer II,” kata Dawam.
Selain itu, KH Ahmad Hanafiah merupakan tokoh intelektual dengan karya tafsif Ad Dhor dan All Hujah. ”Oleh karenanya, sangat pantas dinyatakan pahlawan nasional,” tegasnya.
Selain itu, semangat KH Ahmad Hanafiah juga harus ditumbuhkan di sanubari warga Lampung dan Indonesia.
“Bukan tanpa alasan mengajukan KH Ahmad Hanafiah sebagai pahlawan nasional. Hal itu dilihat mulai dari kajian dan biografi intelektual, heroisme, pemimpin, serta ulama. Juga yang sudah dikaji oleh peneliti UIN RIL dan diharapkan dapat memenuhi syarat agar bisa diusulkan sebagai pahlawan nasional,” jelasnya
Sementara Rektor UIN RIL Prof. Wan Jamaluddin mengatakan, perpustakaan beliau memiliki jasa terhadap pendirian perguruan tinggi keagamaan islam negeri di Lampung. Jadi sudah sepatutnya hal tersebut untuk diusulkan kepada negara.
“Perpustakaan beliau dihanguskan oleh Belanda. Termasuk pondok pesantren. Tapi Alhamdulillah, sebagian kecil masih ada yang terselamatkan. Dalam katagori saya, itu sudah banyak. Khasanah literatur berbahasa Arab tidak sebanyak beliau. Kalau saja tidak dibakar, maka banyak lagi khasanah yang kita dapatkan. (Kominfolamtim)